Selain Candi Borobudur yang sudah lebih tersohor, ada juga Candi Mendut, di Mungkid yang terletak hampir sejajar dengan Candi Borobudur, di Magelang, Jawa Tengah. Keberadaan kedua candi Budha tersebut
memang seolah tak terpisahkan, meski sebenarnya Candi Mendut sudah hadir duluan dari Candi Borobudur.
Candi yang menghadap Barat Daya itu, sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan venuvana atau hutan bambu. Menurut catatan sejarah,
Candi Budha ini, baru ditemukan kembali 1836. Candi Mendut memiliki
ketinggian 26,4 meter, dengan 48 stupa kecil yang mengelilinginya. Di
candi ini, hanya terdapat satu ruang yang di dalamnya terdapat altar
pemujaan, dengan tiga arca yang mengitarinya. Candi Mendut terletak 3 km
ke arah timur dari Candi Borobudur, merupakan candi Budha yang dibangun
tahun 824 Masehi oleh Raja Indera dari wangsa Syailendra. Di dalam
Candi Mendut terdapat 3 (tiga) patung besar.
Candi ini lebih tua dari Candi Borobudur. Atapnya juga persegi empat dan bertingkat-tingkat, ada stupa di atasnya.
CANDI
Mendut bagi umat Budha mempunyai makna tersendiri. Ketiga arca Budha
yang berada di bilik candi ini dianggap masih memancarkan sinar
kesucian.
Candi Mendut
Arca-arca
Budha yang berada di dalam bilik Candi Mendut ini adalah, Arca Dyani
Budha Cakyamuni atau Vairocana, Arca Budha Avalokitesvara atau
Lokesvara, dan Arca Bodhisatva Vajrapani. Arca ini digambarkan dalam
posisi duduk, kaki kiri dilipat kedalam dan kaki kanan menjuntai ke
bawah. Arca Bodhisatva Vajrapani yang terletak di sebelah kiri arca
Budha Sakyamuni menghadap ke utara, digambarkan dengan mengenakan
pakaian kebesaran seperti arca Bodhisatva Avalokitesvara. Candi Mendut – Arsitektur
Bangunan
candi Mendut berdiri di atas ‘basement’ (dasar candi) setinggi 3,70
meter sehingga tampak anggun, kokoh dan berwibawa. Arah hadap ini tidak
lazim untuk candi-candi di Jawa Tengah. Karena pada umumnya candi-candi
di Jawa Tengah menghadap ke timur. Di atas basement ada lorong yang
mengelilingi badan candi Mendut selebar 2,48 meter. Dari gambar
rekonstruksi, di candi Mendut ini semula ada puncak candi. Batu batu bangunan dan ornamen candi Mendut yang belum bisa disusun kembali kini tertata rapi di pelataran candi sebelah utara. Kini tinggi bangunan candi Mendut ini 26,50 meter.
Candi Mendut
Candi Mendut memang lain dengan candi-candi yang ada di Indonesia. Sebagai candi Budha, candi ini mempunyai daya tarik tersendiri. Tidak saja keberadaan arca Budha ukuran besar,
candi Mendut ini juga dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan
ceritera-ceritera Jataka, yang sarat dengan makna ajaran-ajaran hukum
‘Sebab dan Akibat.’ Relief di sebelah kanan menggambarkan, kura-kura
yang dalam keadaan bahaya diselamatkan oleh dua ekor burung
bangau. Relief lainnya mengisahkan tentang seekor kera yang ditolong
dan diseberangkan seekor buaya. Si kera naik di punggung buaya. Di
tengah sungai buaya berhenti, dan ingin merobek perut kera dengan
giginya yang tajam. Di relief lain menggambarkan seekor gajah yang
menjadi ganas ketika berada di tengah-tengah mereka yang sedang dihukum
karena kejahatan. Tetapi gajah itu menjadi lembut dan jinak ketika
berada di dekat para pertapa, para bhiku, yang suasananya tenang dan
teduh. Dan masih banyak lagi
relief ceritera fable dari kisah Jataka yang dipahatkan di candi ini.
Karena candi Mendut ini dulu dibangun tidak hanya sebagai tempat pemujaan dan samadi, tetapi juga sebagai tempat untuk memperdalam ajaran-ajaran Budha bagi umatnya.
Di
sebelah kanan pintu masuk ke bilik candi Mendut (sisi utara), ada
sebuah relief Kuvera. Penggambarannya, ada seorang lelaki yang yang
duduk dikelilingi anak-anak. Di bawahnya ada kendi-kendi yang penuh
dengan uang. Tetapi setelah
bertemu dengan sang Budha dan diberi ajaran moral dan budi pekerti
luhur, dia bertobat dan berubah perangai menjadi pelindung anak-anak.
Di sisi kiri (sisi selatan) pintu masuk ke bilik candi mendut, terpahatkan relief Hariti yang duduk memangku anak.
Candi Mendut – Sejarah
Candi Mendut berlokasi di Kelurahan Mendut kawasan Kota Mungkid, kira-kira 3 kilometer di sebelah timur candi Borobudur. Sampai kini
tidak diketahui dengan pasti, kapan candi ini dibangun. Dan menurut
Bhiku Sri Pannyavaro Mahathera dalam narasi di film video dokumenter
“Permata yang terlupakan, candi-candi Budhis di Jawa” menyebutkan, nama
asli candi ini adalah ‘Venuvana Mandira’, yang berarti istana di tengah
hutan bambu.
Ketika ditemukan kembali pada tahun 1834, candi Mendut ini tertutup tanah dan semak belukar. Bentuk pola dan profil
antara Candi Mendut dan Candi Pawon hampir sama, hanya berbeda
ukurannya. Dan kedua candi ini dibangun sangat terkait dengan keberadaan
Candi Borobudur, sebagai candi ‘tritunggal’ tempat-tempat ibadah umat Budha sejak masa kejayaan wangsa Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuna sampai kini.
0 komentar:
Posting Komentar