Senin, 25 Maret 2013

Seks Dimasa Pacaran BUKANlah Tanda Cinta


 












Banyak problem yang di alami oleh para remaja saat ini khusunya di negara kita Indonesia yang paling dominan ialah masalah seks banyak remaja kita yang melakukan seks diusia dini bukan cuman dikota, didesapun mulai merambat penyakit yang dialami oleh remaja kita saat ini tidak mengenal usia SMA sampai-sampai anak SMP pun tidak jarang sudah tidak perawan lagi itu semua karena pergaulan mereka yang terlampau batas apalagi kalau sudah mengenal namanya pacaran apapun bisa terjadi apabila seorang perempuan sudah dibutakan oleh cinta.
Perempuan memberikan seks untuk cinta, lelaki memberikan cinta untuk seks. Ungkapan itu bermakna bahwa demi cinta, perempuan rela memberikan seks kepada kekasih. Sebaliknya, lelaki rela memberikan cinta, hanya untuk mendapatkan seks. Perempuan melakukannya karena cinta, sedangkan buat lelaki, seks adalah tujuan cinta.
Remaja sekarang diketahui sudah melakukan hubungan seks dengan pacarnya, bahkan sejak mereka usia 13 tahun. Mereka melakukannya, dengan alasan, karena orang lain juga melakukannya. Mereka merasa bahwa tidak make love selama pacaran itu ketinggalan jaman dan rugi sendiri. Buat mereka, make love adalah seni dalam berpacaran. Bila tidak melakukannya, seperti makan sayur tanpa garam, hambar.
Bila para remaja putri ini menyadari bahwa ia rugi besar, kalau melakukannya tanpa tahu apa akibatnya, ia tidak akan melakukannya. Kehamilan di luar nikah, yang membuatnya terpaksa harus menggugurkan kandungannya. Mereka harus tahu betapa menyakitkannya proses menggugurkan itu, yang bisa berdampak pada kesehatan organ reproduksinya, dan bahkan keselamatan nyawanya sendiri. Atau jika terlanjur hamil dan tidak sempat menggugurkan, mereka membuang bayinya, bahkan membunuhnya. Padahal bayi itu adalah manusia, yang punya hak hidup. Ia tidak ada karena maunya untuk ada. Ia ada karena kesalahan orang tuanya. Namun orang tuanya yang masih belia menelantarkannya dan membunuhnya. Penelantaran anak dan pembunuhan itu termasuk kejahatan berat, kekerasan terhadap anak, dan dapat berujung penjara.
Jadi ketika pacar meminta seks sebagai bukti cinta, maka para remaja putri harus mengingat beberapa hal berikut ini :
1) Siapkah bila terkena penyakit kelamin, karena pacarnya ternyata sering tidur dengan banyak perempuan, apalagi dengan PSK dan pemakai narkoba?
2) Bagaimana kalau hamil? Menggugurkan kandungan melalui proses yang menyakitkan dan membahayakan? Atau malah membuang dan membunuh sehingga berakhir penjara?
3) Bagaimana kalau kemudian lelakinya menceritakan hubungan seks kalian kepada orang lain? Perempuan yang sudah ditiduri oleh pacarnya, oleh kebanyakan lelaki selalu dianggap perempuan murahan atau gampangan. Siapkah menerima pandangan itu?
4) Bagaimana kalau ternyata lelakinya nakal, memvideokan hubungan seks kalian, dan menguploadnya ke youtube, sehingga bisa disaksikan oleh seluruh dunia? Dalam video seks remaja, selalu hanya perempuannya yang terlihat dengan jelas, sementara lelakinya disamarkan. Sudah siapkah menerima resiko ini?
Sebelum memutuskan untuk melakukannya dengan pacar, pikirkan dulu matang-matang. Setiap perbuatan mengandung resiko. Apa yang ditabur, itulah yang dituai. Jadi pikirkan masak-masak, sebelum berkata ya pada pacar yang menagih seks untuk bukti cinta. Bukti cinta bukan seks, bukti cinta adalah perhatian, pengorbanan dan kasih yang nyata, melindungi dan tidak mempermalukan. Pacar yang baik tidak menuntut seks, ia selalu ingin memberikan cinta untuk cinta, bukan untuk seks. Pacar yang baik, menghormati hak kekasihnya dan menjaganya. Pertanyaannya, baikkah ia bagimu?

0 komentar:

Posting Komentar