Jumat, 22 Maret 2013

Rahasia Kebahagiaan Dunia


Artikel Islam : Rahasia Kebahagiaan Dunia

Kebahagiaan dunia tentunya merupakan cita-cita semua orang yang berjalan di muka bumi. Tapi tidak banyak orang yang memperoleh kebahagiaan di dunia, kebahagiaan di dunia juga meruapakan salah satu kunci menuju kebahagiaan akhirat. Untuk lebih memahami rahasia kebahagiaan dunia berikut kisah yang bisa kita ambil pelajaran tentang rahasia kebahagiaan dunia.

Konon pada suatu waktu, Allah SWT memanggil tiga malaikatnya. Sambil memperlihatkan sesuatu Allah berkata, “Ini namanya Kebahagiaan. Ini sangat bernilai sekali. Ini dicari dan diperlukan oleh manusia. Simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan ditempat yang terlalu mudah sebab nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Tetapi jangan pula di tempat yang terlalu susah sehingga tidak bisa ditemukan oleh manusia. Dan yang penting, letakkan kebahagiaan itu di tempat yang bersih”.
Setelah mendapat perintah tersebut, turunlah ketiga malaikat itu langsung ke bumi untuk meletakkan kebahagiaan tersebut. Tetapi dimana meletakkannya?

Malaikat pertama mengusulkan, “Letakan dipuncak gunung yang tinggi”.
Tetapi para malaikat yang lain kurang setuju.
Lalu malaikat kedua berkata, “Letakkan di dasar samudera”.
Usul itupun kurang disepakati.
Akhirnya malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat langsung sepakat. Malam itu juga ketika semua orang sedang tidur, ketiga malaikat itu meletakkan kebahagiaan di tempat yang dibisikkan tadi.
Sejak hari itu kebahagiaan untuk manusia tersimpan rapi di tempat itu.
Rupanya tempat itu cukup susah ditemukan. Dari hari ke hari, tahun ke tahun, kita terus mencari kebahagiaan. Kita semua ingin menemukan kebahagiaan.
Kita ingin merasa bahagia. Tapi dimana mencarinya?
Ada yang mencari kebahagiaan sambil berwisata ke gunung,
ada yang mencari di pantai,
Ada yang mencari ditempat yang sunyi,
ada yang mencari ditempat yang ramai.
Kita mencari rasa bahagia di sana-sini: di pertokoan, di restoran, ditempat ibadah, di kolam renang, di lapangan olah raga, di bioskop, di layar televisi, di kantor, dan lainnya.
Ada pula yang mencari kebahagiaan dengan kerja keras, sebaliknya ada pula yang bermalas-malasan.
Ada yang ingin merasa bahagia dengan mencari pacar, ada yang mencari gelar, ada yang menciptakan lagu, ada yang mengarang buku, dll.
Pokoknya semua orang ingin menemukan kebahagiaan.
Pernikahan misalnya, selalu dihubungkan dengan kebahagiaan.
Orang seakan-akan beranggapan bahwa jika belum menikah berarti belum bahagia.
Padahal semua orang juga tahu bahwa menikah tidaklah identik dengan bahagia.
Juga kekayaan sering dihubungkan dengan kebahagiaan.
Alangkah bahagianya kalu aku punya ini atau itu, pikir kita.
Tetapi kemudian ketika kita sudah memilikinya, kita tahu bahwa benda tersebut tidak memberi kebahagiaan.
Kita ingin menemukan kebahagiaan.
Kebahagiaan itu diletakkan oleh tiga malaikat secara rapi.
Dimana mereka meletakkannya?
Bukan dipuncak gunung seperti diusulkan oleh malaikat pertama. Bukan didasar samudera seperti usulan malaikat kedua.
Melainkan di tempat yang dibisikkan oleh malaikat ketiga.
Dimanakah tempatnya?
KEBAHAGIAAN ITU TERNYATA BEGITU DEKAT, IA ADA DI HATI KITA
Memang ternyata kebahagiaan yang sejati itu cuma bisa di temukan di dalam hati kita. Hal-hal yang diluar dari diri kita hanya pelipur sementara. Kalau kita masih berusaha mencari kebahagian di luar sana, itu berarti di hati kita tidak ada kebahagiaan bukan? Jadi masalahnya adalah mengapa hati kita tidak bahagia, sedangkan kebahagiaan itu ada disana?
KALAU KEBAHAGIAAN ADA DI HATI, MENGAPA KITA TIDAK BISA MENEMUKANNYA?
Ya, mengapa kita tidak bahagia dan terpaksa membuat kita mencarinya dari luar.
Padahal katanya kebahagiaan ada di hati kita? Kebahagiaan itu memang masih ada di hati. Cuma. . . . . . .
Ibaratkan hati kita adalah sebuah rumah yang indah dan megah. Oleh suatu sebab, tidak terurus, akhirnya:
Rumput-rumput liar tumbuh subur.
Tikus-tikus got merajalela.
Debu-debu dan sampah dimana-mana.
Sarangang laba-laba bertebaran.
Atap - atap menjadi bocor.
Sekarang apakah rumah itu masih terlihat megah dan indah?
Kalau mau seperti semula indahnya, tentu semuanya harus segera di bersihkan.
Begitu juga dengan hati kita, mengapa tidak bisa merasakan kebahagiaan yang sebenarnya.
Tak lain karena tertutup debu dan kotoran duniawi.
Debu kebencian, debu kesombongan, kotoran ego yang tinggi, debu kedengkian, kelicikan, dan keserakahan.
Kalau mau menikmati kebahagiaan, terpaksa kita harus mulai membersihkan kotoran-kotoran yang masih melekat itu
UNTUK ITU MARI KITA JAGA DAN BERSIHKAN HATI KITA DAN JANGAN KITA NODAI
dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa maka akan ada satu noda hitam di hatinya, jika ia bertaubat dan berlepas dari dosanya maka hatinya akan menjadi bersih, namun jika dosanya bertambah maka noda hitam tersebut akan semakin bertambah hingga menutupi hatinya, itulah noda yang disebutkan oleh Allah Azza Wajalla dalam al-Qur`an (artinya), “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya dosa yang mereka perbuat itu menutupi hati mereka.” (HR. Ahmad)

Jadi untuk membersihkan hati yang telah ternoda kita harus memperbanyak taubat dan sungguh-sungguh dalam bertaubat. Taubat tidak semudah apa yang kita pikirkan, bukan dengan hanya mengucapkan kata taubat kita juga harus mendirikan shalat sunnah taubat dan tidak melakukan dosa yang telah kita taubatkan. Jika kita melakukan dosa tersebut dengan cara sengaja, maka taubat kita tidak akan diterima. Perbanyaklah mengingat Allah agar kita terhindar dari dosa-dosa yang bisa membuat hati kita ternoda, hati ternoda maka kebahagiaan tidak akan pernah kita raih.

0 komentar:

Posting Komentar